Senin, 18 Januari 2016

Indonesia Optimistis Masuk 10 Besar Kekuatan Militer Dunia

Jakarta, -  Menteri Ryamizard Ryacudu menyatakan optimismenya tentang program bela negara yang diwacanakan kementeriannya. Ia berkata, program bela negara tidak hanya akan membuat warga negara menjadi semakin mencintai tanah air tapi juga mendongkrak posisi Indonesia ke sepuluh besar kekuatan militer dunia.


Indonesia Optimistis Masuk 10 Besar Kekuatan Militer Dunia


Ryamizard menuturkan, ketika ia ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi orang nomor satu di Kemhan, kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 19 pada tabel yang dibuat Global Fire Power. Saat ini posisi Indonesia meningkat ke peringkat 12 dengan total indeks 0,5238.

Sebagaimana target yang dicanangkan Kemhan, Ryamizard optimis, jika kader bela negara telah mencapai 100 juta orang, maka Indonesia bisa masuk ke sepuluh besar kekuatan militer dunia.

"Saya canangkan 100 juta militan, mungkin kita sudah masuk sepuluh besar. Artinya kekuatan bangsanya yang diukur, bukan alutsistanya," ujar Ryamizard di Jakarta, Jumat (13/11).

Global Fire Power merilis tabel negara-negara berkekuatan militer besar. Mereka mendasarkan penilian berdasarkan kemampuan angkatan bersenjata masing-masing negara, baik di darat, laut dan udara. Kepemilikan atas sumber daya manusia, keuangan dan kondisi geografi merupakan tiga faktor penilai lainnya.

Jangan Lupa Baca:
Di Asia Tenggara Kekuatan Militer Indonesia Terkuat, Di Dunia Urutan Ke 12

Global Fire Network tidak memasukan kepemilikan senjata nuklir sebagai pertimbangan.

Hingga awal November, Amerika Serikat masih menjadi negara terkuat dengan indeks 0,1663. Di bawah AS ada China (0,1865) dan Rusia (0,2318).

Selain China, terdapat tiga negara dari benua Asia yang masuk sepuluh besar dalam tabel itu, yakni India di peringkat empat (0,2698), Korea Selatan di peringkat tujuh (0,3098) dan Jepang di posisi sembilan (0,3841).

Untuk mewujudkan program bela negara, Ryamizard telah mengeluarkan surat perintah nomkr 367/IV/2015 tentang pokja pembentukan badan pendidikan dan pelatihan bela negara.

Kepala Badiklat Kemhan Mayor Jenderal Hartind Asrin menuturkan, program bela negara akan mulai dilaksanakan tahun 2016. Secara simultan, program itu akan terus berjalan di seluruh tingkat pendidikan. Ia berkata, 100 juta kader bela negara dapat tercapai dalam 10 tahun. (bag)

Sumber: CNN Indonesia


EmoticonEmoticon