JAYAPURA, KOMPAS .com - Batalyon Infantri Mekanis 411/Pandawa telah berperan sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini sejak tahun 2015.
Kesatuan TNI Angkatan Darat dari Salatiga, Jawa Tengah, ini bertugas di dua daerah, yakni Muara Tami, Kota Jayapura, dan Arso Timur di Kabupaten Keerom.
Sebanyak lima pos penjagaan milik batalyon tersebut di Muara Tami dan sembilan pos di Arso Timur.
Salah satu pos berada di Kampung Mosso di daerah Muara Tami yakni Pos Kompi Mekanis A. Kampung Mosso berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Jayapura.
Sebanyak 23 personel di pos tersebut tak hanya menjaga wilayah perbatasan dari berbagai gangguan dan masalah kriminalitas.
Mereka juga meluangkan waktu untuk memberikan pendidikan gratis di SD Negeri Impres Mosso.
Kompas.com berkesempatan mengikuti langsung kegiatan mereka pada Jumat (22/4/2016).
Sekitar pukul 11.00 WIT, tampak Letnan Dua Lukman Nurhuda sibuk mengajari 15-an siswa di salah satu ruangan sekolah tersebut.
Pria yang menjabat sebagai Komandan Pos Mekanis A itu mengajar para siswa menyanyikan beberapa lagu nasional, seperti Garuda Pancasila, Indonesia Raya, dan Satu Nusa Satu Bangsa.
Setelah itu, anak-anak juga mendapatkan pembekalan tentang pendidikan bela negara dan wawasan kebangsaan.
Seusai memberikan pelajaran selama 30 menit, Lukman bersama salah satu rekannya membagikan susu cair kepada para siswa. Mereka pun menerimanya dengan antusias.
"Di rumah kami jarang meminum susu karena harganya cukup mahal," kata salah seorang siswa bernama Dominik Ansior.
Ditemui seusai kegiatan pembelajaran, Lukman menuturkan, ia telah memberikan pendidikan dan makanan tambahan secara gratis bagi para siswa sejak bertugas di Mosso pada September 2015.
"Kami biasanya memberikan pendidikan dan makanan tambahan kepada para siswa setiap hari jumat. Selain itu, kami juga memberikan kegiatan ekstrakurikuler berupa pendidikan baris berbaris," tutur Lukman.
Baca: BANGGA!! Atas Dasar Kemanusiaan Prajurit Kopassus ini Ikhlas Mengajar Bahkan Jadi Mantri
Ia pun mengungkapkan, kegiatan mereka dilatarbelakangi kondisi pendidikan di Mosso yang sangat memprihatinkan.
Jumlah guru SD di sana, kata Lukman, hanya lima orang. Kesadaran orangtua untuk menyekolahkan anak mereka juga masih rendah.
"Karena itu, kami terpanggil untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat di sini," kata dia.
Delvia Mudika, salah seorang siswi, mengaku sangat bersyukur dengan kehadiran anggota TNI dari Pos Mekanis A sebagai guru sementara di sekolahnya.
"Mereka sering memotivasi kami untuk mencapai cita-cita setinggi langit bertempat tinggal di daerah pedalaman," kata anak yang bercita-cita menjadi seorang polisi wanita itu.
Penulis : Fabio Maria Lopes Costa
Editor : Laksono Hari Wiwoho Sumber: http://regional.kompas.com/read/2016/04/23/07100001/Saat.Prajurit.TNI.Berperang.Melawan.Kebodohan.di.Daerah.Perbatasan.
EmoticonEmoticon