Jadi anggota TNI rupanya tak hanya harus mahir memegang senapan dan maju di medan perang, tapi juga mesti mampu menggunakan rice transplanter (alat penanam padi).
Setidaknya itu bisa dilihat saat pelatihan penggunaan rice transplanter di Subak Timpag, Banjar Belodan, Desa Timpang, Kerambitan, yang diikuti 100 orang anggota TNI dari Kodam IX/Udayana.
Dalam pelatihan tersebut, para anggota TNI diberikan materi mulai dari pembibitan, cara tanam, hingga pengoperasian dan cara perawatan alat penanam tersebut.
Materi tersebut disampaikan oleh PT. Rutan (Solusi Pangan Indonesia) yang telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI.
“Dengan pelatihan ini, para anggota mampu mendampingi para petani untuk mewujudkan program pemerintah berswasembada pangan,” ujar Kasdim 1619/Tabanan Mayor Kav I Nyoman Salindra.
Secara keseluruhan rice transplanter bagus dan efektif. Tapi sayang karena kondisi persawahan di Tabanan yang sebagian besar terasering maka alat tersebut dirasa kurang efektif.
“Alat ini sejatinya sangat efektif jika digunakan ditanah yang datar, namun kenyataannya di Tabanan sebagian besar persawahan kita berbentuk terasering,” lanjutnya.
Perwakilan PT Rutan, Dwi Nugroho Sunarno mengakui rice transplanter tersebut memang memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Alat ini masih memiliki kekurangan maka masih membutuhkan penyempurnaan,” ungkapnya.
Di lain sisi, perwakilan dari Kementerian Pertanian RI, Nuratna Juliwati, menyampaikan, kerjasama Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertahanan adalah untuk menuju swasembada pangan.
Di mana saat ini target produksi mencapai 76,3 ton untuk tahun 2016. “Maka oleh itu, guna mendukung kelancaran program tersebut
maka kami melakukan pelatihan dan pendistribusian alat-alat pertanian untuk membantu petani sekaligus membantu meningkatkan hasil produksi petani,” ungkapnya. (ras/mus) RadarBali
EmoticonEmoticon