Yangon - Organisasi HAM internasional, Human Rights Watch (HRW), menyebut citra satelit menjadi bukti pembakaran desa-desa di negara bagian Rakhine, yang menjadi tempat tinggal minoritas muslim Rohingya. Militer Myanmar dituding secara sengaja melakukan pembakaran itu.
Dalam laporannya, seperti dilansir CNN, Selasa (13/12/2016), HRW mengklaim bahwa kerangka waktu berbagai macam insiden juga berbagai bukti yang ada didasarkan pada analisis geografis itu, sejalan dengan praktik operasi militer Myanmar.
"Konsisten dengan operasi militer dan bukanlah aksi pembakaran desa secara acak," sebut HRW dalam pernyataannya.
Wakil Direktur HRW untuk Asia, Phil Robertson, menyebut citra satelit menunjukkan 'pergerakan' desa yang hangus dari timur ke barat konsisten dengan pergerakan militer Myanmar di Rakhine. "Akal sehat yang umum, memberitahu Anda bahwa militer bertanggung jawab atas hal ini," sebut Robertson.
Lewat operasi militernya, para tentara Myanmar memburu pelaku penyerangan tiga pos keamanan di Rakhine pada Oktober lalu, yang menewaskan 9 polisi setempat. Namun menurut berbagai laporan, baik dari warga Rohingya yang kabur ke Bangladesh juga dari aktivias HAM setempat, operasi itu sarat kekerasan.
Berbagai tindak kekerasan keji seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, hingga pembakaran desa Rohingya dilaporkan dilakukan tentara Myanmar dalam operasinya di Rakhine. Otoritas dan militer Myanmar telah membantah berbagai tudingan itu.
HRW merilis sejumlah citra satelit yang menunjukkan dengan jelas desa-desa tertentu di Rakhine sebelum dan sesudah hangus terbakar. Saat dikontak CNN, juru bicara kepresidenan Myanmar, Zaw Htay, menyatakan pemerintah akan memberikan tanggapan nanti.
Dalam bantahannya via media nasional Myanmar, pemerintah balik menyalahkan para penyerang pos keamanan mereka yang memicu konflik di Rakhine.
Namun Robertson menyebut, taktik pembakaran rumah-rumah Rohingya kali ini sama seperti modus bumi hangus militer Myanmar dalam konflik di Rakhine sebelumnya. "Kita melihat taktik yang sama, kebohongan yang sama dari militer Burma ketika menyangkut pemusnahan semacam ini," ucapnya merujuk pada sebutan lain untuk Myanmar.
Media nasional Myanmar, Global New Light of Myanmar, melaporkan bahwa nyaris 100 orang tewas, yang terdiri atas 17 tentara dan 76 tersangka, dalam operasi militer di Rakhine. Jumlah itu termasuk enam tersangka yang tewas saat diinterogasi. Global New Light of Myanmar juga menyebut, sekitar 575 orang ditahan dalam operasi militer itu. Sumber: Detik.com di https://news.detik.com/internasional/d-3370269/human-rights-watch-militer-myanmar-sengaja-hanguskan-desa-rohingya
EmoticonEmoticon