Mantan Panglima TNI, Jendral Purn. Djoko Santoso mengatakan saat ini Indonesia sudah termakan sistem liberalisasi. Termasuk ideologi pun sudah diliberalisasi oleh oknum-oknum penjilat dan perusak Tanah Air.
Selain itu, media yang seharusnya menjadi salah satu pendukung untuk mempertahankan kemurnian Pancasila dan UUD 45 pun menurutnya saat ini minim sekali. Bahkan ia menilai ini akibat dari reformasi yang sudah terlewat batas.
“Banyak yang saya lihat, terutama media yang sudah kebablasan karena menerima reformasi. Sehingga menjadi liberal. Bukan hanya itu, ideologi negara pun sudah diliberalisasi,” ucapnya, kemarin (4/03/2016), di Tebet, Jakarta Selatan.
Saat ini pula ia mengatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi perang. Bukan perang fisik sebagaimana diartikan, tetapi perang yang dimaksud ialah perang antar perusahaan dan rakyat Indonesia.
“Misalnya saja kereta cepat yang beberapa waktu lalu diresmikan. Itu perang antar kepentingan korporat dengan rakyat Indonesia. Sehingga yang terjadi saat ini ialah perang rakyat dengan korporat,” katanya.
Namun demikian, umumnya korporat selalu mengalahkan Negara. Ini diucapkan mungkin saja karena ia telah banyak mengetahui permainan antara kepentingan korporat dengan kepentingan Negara.
Di lain sisi, ia menyampaikan bahwa TNI sejatinya adalah warga yang siap sediakala manakala negara sedang terancam. Dan untuk idealis, ia menyampaikan tidak perlu diragukan karena saat prajurit bisa menyelesaikan apa yang menjadi tugas maka itulah kebahagiaannya.
“Pandangan saya ini adalah pandangan secara pribadi, bukan atas nama TNI. Idealisme itu manakala ia mampu melaksanakan tugas-tugas, dan itu adalah kebahagiaan,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)
Sumber: http://www.voa-islam.com/read/politik-indonesia/2016/03/05/42666/mantan-panglima-tniideologi-indonesia-sudah-diliberalisasirakyat-pun-perang-dengan-korporat
EmoticonEmoticon