Jumat, 15 April 2016

Kisah Kopassus TNI Bertempur Dengan 10 Peluru

Kisah Kopassus TNI Bertempur Dengan 10 Peluru

Tak selamanya sebuah kemenangan di dalam perang itu diperoleh dengan melalui kekerasan dan juga senjata. Cara-cara yang persuasif dan merangkul pihak lawan justru sangatlah efektif. Jenderal Agum Gumelar pernah mengisahkan penugasannya saat di Timor-Timur tahun antara 1982 hingga 1983. Banyak sekali peristiwa menarik yang dialami oleh Agum sebagai perwira menengah di Kopassus yang saat itu masih memiliki nama Komando Pasukan Sandi Yudha. Inilah kisah kopassus TNI bertempur dengan 10 peluru yang dialami beliau seperti dikutip olah laman merdeka.com :

Pada saat Agum menemui pemimpin Fretilin Vincencio Vieras yang bersarang di Gunung Kablaque. Agum ingin menggunakan cara persuasif mengajak Vincencio untuk meletakan senjata dan kembali ke masyarakat.

Baca: Kisah heroik prajurit Kopassus bertempur bak Film Lone Survivor

Pertemuan ini cukup menegangkan. Vincencio mau ditemui dengan syarat Agum tak membawa pasukan lengkap. Agum setuju, dia hanya membawa 10 prajurit baret merah. Sepanjang perjalanan, mata Agum dan anak buahnya harus ditutup. Kisah ini dituturkan Agum dalam biografinya yang berjudul Jenderal Bersenjata Nurani. Diterbitkan Pustaka Sinar Harapan tahun 2004. Baca juga: Alasan Amerika Takut TNI.

“Saya sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk yaitu mati. Tapi saya bilang ke anak buah saya, kalaupun kita harus mati, sebelum itu harus lebih banyak fretilin yang mati,” kata Agum.

Namun tak terjadi hal apapun selama perjalanan. Agum bisa bertemu Vincencio dengan lancar. Dia meminta Fretilin berhenti berperang karena rakyat sudah mulai membangun. Fretilin pun tak lagi dapat dukungan internasional. Upaya persuasif itu tak sia-sia. Banyak anggota gerombolan Fretilin yang kemudian turun gunung dan tak lagi mengangkat senjata. Baca juga: Kopassus vs Tentara Korsel.

Menurut Agum dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun.

“Saya pilih cara kedua,” kata Agum.

Tak cuma itu, Agum pun tak mengizinkan anak buahnya membawa senjata, granat dan amunisi yang banyak. Menurutnya hal itu tak berguna dan malah menciptakan kesan menakutkan bagi warga desa. Setiap prajurit hanya dibekali 10 butir peluru. Selesai patroli dicek lagi berapa jumlah peluru yang terpakai. “Karena sebagai pasukan khusus, satu peluru itu ya satu nyawa,” kata Agum.
Sungguh heroic bukan kisah kopassus TNI bertempur dengan 10 peluru yang dialami oleh Agum Gumelar yang juga pernah menjabat sebagai ketua PSSI beberapa tahun silam ini. Semoga menambah kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan memotivasi para juniornya saat ini di kopassus agar lebih baik lagi.

Sumber: http://forum.suara.com/


EmoticonEmoticon